Entri Populer

Kamis, 17 Maret 2011

Satu kajian dari
Dr. Tariq Al
Suwaidan dan
terbitan bukunya
“ the series of
the scientific
miracles in
qur ’an”
memperlihatkan
kepada kita satu
kehebatan nomor di dalam al-qur’an yang
perlu kita ketahui. Kehebatan ini bukanlah
satu kebetulan bahkan mukjizat allah
kepada rasulNya Muhammad SAW. Berikut
adalahh bilangan tentang perkara yang
disebutkan di dalam al-qur ’an:
•Dunia : 115 kali Akhirat : 115 kali
•Malaikat : 88 kali Syaitan : 88 kali
•Hidup : 145 kali Mati : 145 kali
•Faedah : 50 kali Kerugian : 50 kali
•Ummah : 50 kali Penyampai : 50 kali
•Iblis ( penghulu syaitan : 11 kali Mohon
perlindungan dari iblis : 11 kali )
•Musibah : 75 kali Bersyukur : 75 kali
•Bersedekah : 73 kali Berpuas hati : 73
kali
•Orang yang sesat : 17 kali Orang yang
meninggal dunia : 17 kali
•Muslimin : 41 kali Jihad : 41 kali
•Emas : 8 kali Kemurahan hidup : 8 kali
•Keajaiban : 60 kali Fitnah : 60 kali
•Zakat : 32 kali Berkat : 32 kali
•Minda : 49 kali Nur : 49 kali
•Lidah : 25 kali Sumpah : 25 kali
•Nafsu : 8 kali Ketakutan : 8 kali
•Berbicara di tempat ramai : 18 kali
Berdakwah : 18 kali
•Kesusahan : 114 kali Kesabaran : 114 kali
•Muhammad : 4 kali Syari’at : 4 kali
•Lelaki : 24 kali Perempuan : 24 kali
•Shalat : 5 kali
•Bulan : 12 kali Hari : 365 kali
•Lautan ; 32 kali Daratan : 13 kali
•Laut dan darat = 32 + 13 = 45Jadi laut
jika di persenkan = 32/45×100% =
71.11111111 Dan daratan = 13/45×100%=
28.889 Jadi jumlah semuanya = 100%
Manusia telah membuktikan bahwa air
meliputi 71.111% daripada bumi dan tanah
meliputi 28.889. begitulah kebesaran dan
keagungan ciptaan allah SWT.

Senin, 14 Maret 2011

Bahtera Nabi Nuh AS:Legenda sepanjang masa

Kisah bahtera Nabi Nuh dan banjir besar adalah
salah satu legenda dunia yang diabadikan dalam
sejumlah ayat-ayat Al Quran. Menurut
sejumlah riwayat, Nabi Nuh as. diutus menjadi
Rasul sepuluh abad setelah Nabi Adam as.
Beliaulah manusia pertama yang membuat kapal
untuk berlayar, tentu saja dengan petunjuk dari
Allah SWT. Kapal buatannya itulah yang dikenal
dengan nama Bahtera Nabi Nuh.
Pada masa itu, manusia benar-benar tenggelam
dalam kesesatan dan kekafiran yang parah
dengan menjadi penyembah berhala. Maka Allah
Yang Maha Penyayang mengutus Nabi Nuh untuk
meluruskan akidah manusia. “Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya
(dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan
sebelum datang kepada mereka azab yang
pedih. ” (QS Nuh : 1)
Atas perintah Allah, maka Nabi Nuh pun mulai
melancarkan dakwah, mengajak kaumnya untuk
menyembah Allah. Namun kaumnya yang kafir
tidak mempercayainya, justru menganggap
pengikut Nabi Nuh sebagai manusia yang hina.
Para pemuka kafir bahkan menuduh Nabi Nuh
sebagai pendusta dan orang yang sesat. (QS
Hud : 27). Dengan sabar, selama 950 tahun, Nabi
Nuh terus mengajak kaumnya untuk menyembah
dan beribadah hanya kepada Allah. Namun yang
mau menjadi pengikutnya hanya segelintir
jumlahnya.
Kaum Nabi Nuh bahkan mulai berani menantang
Nabi Nuh. Mereka meminta beliau untuk
membuktikan ancaman Allah berupa “azab
pedih” yang selalu diceritakannya kala
berdakwah. Nabi Nuh selalu mengingatkan
eksistensi Allah sebagai satu-satunya Tuhan
yang patut disembah. (QS Hud : 32). Terus-
menerus ditentang oleh kaumnya, akhirnya
dengan sedih Nabi Nuh mengadukan
permasalahannya kepada Allah. “Ya Tuhanku
sesungguhnya siang-malam aku telah menyeru
kepada kaumku, namun seruanku itu justru
membuat mereka semakin berpaling dari
kebenaran. Dan sesungguhnya setiap kali aku
menyeru mereka (agar beriman) supaya Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan jari
ke dalam telinga mereka dan menutupkan
bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan sangat menyombongkan
diri. ” (QS Nuh : 6-7)
Demikianlah perilaku kaum Nabi Nuh. Tak sedikit
pun mereka mengindahkan nasihat Sang Nabi.
Mereka bahkan saling mengingatkan agar tidak
meninggalkan penyembahan terhadap Suwwa ’,
Yaghuts, Ya’uq dan Nasr—orang-orang saleh
yang telah wafat dan patung-patungnya mereka
jadikan sesembahan. Lalu Allah memerintahkan
Nabi Nuh membuat sebuah bahtera. Dengan
menggunakan petunjuk dan wahyu Allah,
mulailah Nabi Nuh membuat bahtera itu. Ejekan
datang bertubi-tubi saat pemimpin kafir
melihatnya membuat kapal besar. Namun Nabi
Nuh dengan sabar terus melanjutkan pembuatan
kapal tanpa memedulikan ejekan kaumnya.
Setelah pembuatan kapal selesai, Allah lalu
memerintahkan Nabi Nuh agar memuat kapal itu
dengan binatang masing-masing sepasang
(jantan dan betina), keluarganya, dan orang-
orang yang beriman. (QS Hud : 40). Maka Nabi
Nuh pun menyerukan kepada pengikutnya agar
segera naik ke dalam kapal. Tak lama kemudian
Allah menurunkan hujan badai yang tiada henti.
Semua mata air di bumi memancarkan air,
saling bertemu dan menimbulkan air bah yang
sangat besar. Banjir tinggi melanda bumi
dengan gelombang setinggi gunung. Itulah banjir
terbesar dalam sejarah peradaban manusia!
Dalam kondisi genting, Nabi Nuh memanggil
anaknya yang berada di tempat jauh dan
terpencil, namun tidak ikut naik ke kapal.
Dengan sombong sang anak menolak, dan
memilih mencari perlindungan ke atas gunung.
(QS Hud : 42-43). Demikianlah, anak Nabi Nuh
tidak mau menuruti ajakan ayahnya. Dia justru
memilih bersama orang-orang kafir. Maka dia
pun binasa dan tenggelam bersama mereka.
Hal yang sama terjadi pada istri Nabi Nuh. Dia
pun ikut tenggelam bersama orang-orang kafir
karena menolak ajakan suaminya untuk
beribadah hanya kepada Allah saja. Satu
pelajaran besar, bahwa istri seorang yang saleh
dan berderajat Rasul pun dapat binasa karena
azab-Nya. Maka suaminya itu tiada dapat
membantunya sedikit pun dari (siksa) Allah. (QS
At-Tahrim : 10)
Cerita tentang bahtera Nuh yang terjadi sekitar
4.800 tahun yang lalu itu banyak muncul dalam
buku dan beberapa film. Sejumlah ahli sejarah
dari berbagai negara pun telah lama penasaran
dan ingin membuktikan kebenaran kisah ini.
Untuk memecahkan misteri kapal Nabi Nuh,
kelompok peneliti dari Cina dan Turki bergabung
dalam ‘Noah’s Ark Ministries
International’. Mereka selama bertahun-tahun
melakukan misi pencarian sisa-sisa bahtera
legendaris itu. Pada tanggal 26 April 2010, para
peneliti ini mengumumkan temuan mereka.
Bahtera Nabi Nuh ditemukan di Turki! Mereka
mengaku menemukan bangkai kapal Nabi Nuh
yang berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung
Agri atau Gunung Ararat, Turki Timur. Wallahu
‘ alam bishowab