Entri Populer

Minggu, 15 Mei 2011

Perubahan iklim geser pohon kekutub utara

» Mulai saat ini hingga tahun 2100 mendatang,
para Ilmuwan memperkirakan bahwa pepohonan
akan bergerak hingga 500 km ke arah Utara
benua Antartika.
Muhammad Firman, Marco Tampubolon | Sabtu,
14 Mei 2011, 16:49 WIB
VIVAnews- Perubahan iklim kini menjadi salah
satu musuh utama benua Artik. Bagaimana tidak,
kondisi yang tercipta akibat pencemaran
lingkungan ini berpotensi menganggu ekosistem
yang ada di sana.
Diperkirakan,pada tahun 2100 nanti, pepohonan
akan menyebar sejauh 500 km ke utara benua
yang diselimuti es abadi tersebut.
Situasi ini akan membuat es yang berada di
lautan Artika mudah mencair. Selanjutnya,
perubahan struktur tanah yang terjadi akan
menarik spesies-spesies pepohonan lain dari
Selatan seperti pohon pinus, atau hewan seperti
rubah bergerak menuju Utara.
"Perubahan seperti ini terjadi lebih cepat dari
yang kami antisipasi sepuluh tahun lalu," kata
Aevar Petersen, ketua Konservasi Flora dan
Fauna Artik (CAFF), seperti dikutip dari
Scientific American, 14 Mei 2011.
"Mulai saat ini hingga 2100 mendatang, para
Ilmuwan memperkirakan pepohonan akan
bergerak hingga 500 km ke Utara benua
Antartika," lanjut Petersen.
Bila hal ini terjadi, Petersen menegaskan, maka
setengah tundra (padang es di kutub) yang
tersebar dari Siberia hingga Kanada akan
menghilang.
Menurut Peterson, di beberapa tempat, semak
pohon pinus dari Selatan telah mengambil alih
posisi rumput, lumut, dan lumut tundra.
"Pepohonan menyebar ke arah Utara dengan
cepat," beber Peterson.
Sebagai informasi, CAFF didukung oleh Dewan
Antartika yang terdiri dari Amerika Serikat,
Rusia, Kanada, dan lima negara Nordic. Saat ini,
menteri luar negeri negara-negara tersebut
telah setuju untuk meningkatkan kerjasama
regional untuk mengantisipasi situasi ini.
Ahli lainnya mengatakan, perusahan-perusahaan
kayu seperti Stora ENSO atau Abiti tidak akan
diuntungkan oleh perubahan iklim ini. Pasalnya,
kondisi areal tumbuhan yang baik juga
berpotensi mendatangkan hama yang banyak
hingga kebakaran hutan.
Pemanasan yang terjadi di Artika memang dua
kali lebih cepat dibanding pemanasan dunia. Ini
disebabkan karena tereksposnya tanah akibat
pencairan es atau air yang berwarna gelap akan
menyerap lebih banyak panas matahari.
"Jika es mencair, kami mengkhawatirkan kondisi
beruang kutub," kata Petersen. "Benar-benar
tidak ada tempat untuk pindah," lanjutnya.
"Sebuah laporan internasional pekan lalu
memproyeksikan bahwa Artika kehilangan
lapisan es pada 30 sampai 40 tahun
mendatang."